Pengalaman Pembuatan Paspor di Kantor Imigrasi kelas 1 Jakarta Pusat
(sumber foto:google) |
Ini adalah pertama kali saya
membuat paspor. Saya mulai dengan mencari berbagai artikel apa saja syarat dan
bagaimana proses membuat paspor agar nanti prosesnya lancar dan tidak perlu bolak balik karena ada yang kurang.
Dari hasil pencarian saya mendapatkan info bahwa di kantor Imigrasi Jakarta Pusat dapat mengambil nomor antrian melalui Whatsapp. Saya langsung mencobanya dengan cara mengetik #NAMAI#TGL LAHIR#TANGGAL KEDATANGAN YANG KITA PILIH kemudian kirim ke nomor 0812-9900-4406. Kemudian akan ada pesan balasan konfirmasi bila pada tanggal yang kita pilih masih tersedia kuota. Namun bila tidak tersedia maka anda akan diminta mengulang cara tadi dengan memilih tanggal lainnya. Setelah melakukan konfirmasi kita akan mendapatkan kode booking dan jam kehadiran yang sudah ditentukan.
Saya mendapatkan kuota ditanggal 24 Januari 2018 pukul 11.00. Kita diminta hadir 30 menit sebelum jadwal yang ditentukan. Jam 10 saya sudah sampai di Kantor Imigrasi Jakarta Pusat daerah kemayoran dengan membawa dokumen sebagai berikut :
Dari hasil pencarian saya mendapatkan info bahwa di kantor Imigrasi Jakarta Pusat dapat mengambil nomor antrian melalui Whatsapp. Saya langsung mencobanya dengan cara mengetik #NAMAI#TGL LAHIR#TANGGAL KEDATANGAN YANG KITA PILIH kemudian kirim ke nomor 0812-9900-4406. Kemudian akan ada pesan balasan konfirmasi bila pada tanggal yang kita pilih masih tersedia kuota. Namun bila tidak tersedia maka anda akan diminta mengulang cara tadi dengan memilih tanggal lainnya. Setelah melakukan konfirmasi kita akan mendapatkan kode booking dan jam kehadiran yang sudah ditentukan.
Saya mendapatkan kuota ditanggal 24 Januari 2018 pukul 11.00. Kita diminta hadir 30 menit sebelum jadwal yang ditentukan. Jam 10 saya sudah sampai di Kantor Imigrasi Jakarta Pusat daerah kemayoran dengan membawa dokumen sebagai berikut :
1.KTP
(elektronik)
2.KK
3.AKTE LAHIR,
SURAT NIKAH atau BUKU NIKAH, IJAZAH
Khusus bagi yang sudah pernah memilki paspor maka harap membawa paspor lamanya.
Sampai disana saya masuk dan melihat sudah banyak sekali orang yang antri bahkan ada yang menulis formulir dilantai karena tempat duduk yang disediakan sudah terisi penuh. Bukan karena bangkunya yang kurang namun karena rata-rata para pengantar atau keluarga pemohon paspor ikut masuk dan duduk disitu. Saya langsung menuju meja pengambilan formulir yang dijaga oleh security. Disini saya diminta menunjukan bukti Whatsapp yang berisi nomor booking. Kemudian saya diberi formulir beserta map warna kuning yang harus diisi dengan pulpen tinta hitam dan penulisan huruf kapital.
Karena meja untuk menulis penuh, bangku juga tidak ada yang kosong akhirnya saya mengisi formulir sambil berdiri. Setelah mengisi lengkap kemudian formulir diserahkan kebagian pemeriksaan dokumen. Saya menunggu sekitar 20 menit kemudian nama saya dipanggil oleh petugas wanita. Sampai dimeja tersebut dokumen dicek kembali satu persatu. Petugas menanyakan akan membuat paspor jenis apa. Saya jawab paspor biasa 48 halaman. Petugas kemudian bertanya apakah saya sudah pernah membuat paspor sebelumnya. Saya jawab ini pertama kalinya saya membuat paspor. Kemudian saya diminta membeli surat pernyataan belum pernah memiliki paspor yang harus dibeli di koperasi. Yang saya agak kesal kenapa tidak diinfokan dari awal jika untuk pembuatan paspor baru harus disertakan surat pernyataan. Saya harus jalan kaki dengan kondisi gerimis ke koperasi yang letaknya dibelakang gedung. Untung saja disana tidak antri dan dengan membayar 8.000 rupiah saya sudah mendapatkan form surat pernyataan yang sudah dilengkapi materai. Saya mengisi langsung di depan koperasi karena kebetulan disitu terdapat meja untuk menulis.
Karena meja untuk menulis penuh, bangku juga tidak ada yang kosong akhirnya saya mengisi formulir sambil berdiri. Setelah mengisi lengkap kemudian formulir diserahkan kebagian pemeriksaan dokumen. Saya menunggu sekitar 20 menit kemudian nama saya dipanggil oleh petugas wanita. Sampai dimeja tersebut dokumen dicek kembali satu persatu. Petugas menanyakan akan membuat paspor jenis apa. Saya jawab paspor biasa 48 halaman. Petugas kemudian bertanya apakah saya sudah pernah membuat paspor sebelumnya. Saya jawab ini pertama kalinya saya membuat paspor. Kemudian saya diminta membeli surat pernyataan belum pernah memiliki paspor yang harus dibeli di koperasi. Yang saya agak kesal kenapa tidak diinfokan dari awal jika untuk pembuatan paspor baru harus disertakan surat pernyataan. Saya harus jalan kaki dengan kondisi gerimis ke koperasi yang letaknya dibelakang gedung. Untung saja disana tidak antri dan dengan membayar 8.000 rupiah saya sudah mendapatkan form surat pernyataan yang sudah dilengkapi materai. Saya mengisi langsung di depan koperasi karena kebetulan disitu terdapat meja untuk menulis.
Dengan jilbab dan baju saya yang agak basah saya kembali lagi ke meja petugas wanita untuk menyerahkan surat pernyataan. Setelah semua lengkap saya mendapatkan nomor antrian untuk foto dan wawancara. Tempat foto dan wawancara terdapat di lantai II, alhamdulillah tempat menunggunya lebih luas jadi terkesan lebih nyaman daripada dilantai bawah tadi. Di depan kursi tunggu ada banyak
layar monitor yang menunjukkan nomor antrian sudah sampai berapa. Meja petugas
paspor juga banyak, ada sekitar 10 counter. Sekitar 50 menit saya menunggu ada informasi bahwa layanan akan dibuka kembali pukul 13.00, saya melihat jam tangan ternyata sekarang tepat pukul 12.00 dan semua petugas pergi untuk istirahat. Berhubung saya belum lapar saya turun mencari mushola untuk salah dzuhur. Ada mushola kecil didepan koperasi namun lumayan nyaman dan bersih.
Pukul 12.30 saya kembali ke lantai II mencari tempat duduk yang menurut saya nyaman. Pukul 13.00 petugas sudah mulai bekerja kembali dan tidak lama saya menunggu nomor saya dipanggil ke counter 8. Saya masuk ke ruangan dan menuju counter 8. Petugas meminta saya menunjukan dokumen asli untuk dicocokan kembali. Petugas sekaligus mewawancarai dengan beberapa pertanyaan seperti kerja dimana, mau kemana, tujuan untuk apa dan pertanyaan lainnya yang cukup ringan malah cenderung seperti ngobrol. Saya jawab mau ke Malaysia untuk liburan. Setelah memastikan dokumen sudah lengkap petugas mengambil foto saya. Saya pikir akan ada background ternyata ya langsung foto
ditempat duduk itu. Dilanjutkan dengan pindai sidik jari dari
jempol hingga kelingking baik kanan maupun kiri. Sesudah itu, Petugas
memastikan kembali ejaan nama saya, alamat, dan menunjukan foto yang tadi sudah diambil.
Setelah itu, dia mengisi slip yang berisi nomor permohonan. Petugas menjelaskan untuk mendapatkan kode bayar saya harus mengirim nomor permohonan tersebut ke nomor whatsapp yang tertera dislip keesokan harinya. Mengiriman whatsapp tidak bisa dilakukan hari itu juga karena data belum update. Pembayaran bisa dilakukan di teller bank
atau atm dengan menggunakan kode bayar. Petugas mengatakan bahwa pembayaran maksimal 7 hari dan pengambilan dapat dilakukan 7 hari setelah wawancara. Untuk tahu sudah jadi atau belum,
bisa Whatsapp ke nomor gateway kanim jakpus. Cukup ketik nomor permohonan,
nanti akan diberitahu. Saya keluar karena prosesnya
sudah selesai. Saya turun
ke lantai 1 dan langsung pulang.
Keesokan harinya saya coba mengirim nomor permohonan ke nomor whatsapp yang sudah diberikan kemarin. Dalam hitungan detik ada balasan berisi kode bayar terdiri dari 15 digit berikut cara-cara pembayaran lewat atm. Saya pergi ke atm BCA terdekat dari rumah. Saya melakukan tahap-tahap pembayaran yang sudah saya baca tadi. Pada layar atm saya diminta memasukkan 15 digit nomor kode bayar. Muncul nama saya dan biaya paspor sebesar 355.000 rupiah lalu saya pilih 'benar'. Dan, selesai.... Jangan lupa simpan strok sebagai bukti bayar.
Cerita mengenai pengambilan paspor akan saya share selanjutnya karena jadwal pengambilan masih 1 minggu lagi (heheheehe).
Sekian cerita pengalaman saya
dalam pembuatan paspor di Kantor Imigrasi kelas 1 Jakarta Pusat. Semoga dapat menjadi gambaran bagi teman-teman yang
akan membuat paspor untuk pertama kali, atau yang akan perpanjang paspor.
Sampai jumpa di cerita pengalaman lain.
Tidak ada komentar: